Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan
jasmani adalah bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan yang
sebagian besar menggunakan aktifitas jasmani yang dipilih. Charles
Bucher dalam bukunya Foundation of Physical Education (1999) mengemukakan definisi pendidikan jasmani yaitu:
Pendidikan
jasmani adalah bagian yang terpadu dari proses pendidikan yang
menyeluruh bidang dan sasaran yang diusahakan adalah perkembangan
jasmaniah, mental, emosional dan sosial bagi warga negara sehat melalui
medium kegiatan jasmaniah.
Harsono
(2001:5) berpendapat bahwa: “Pendidikan jasmani adalah suatu pendidikan
yang mempergunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, atau suatu pendidikan melalui aktifitas-aktifias jasmani/ physical activities”
Pendapat tersebut sesuai dengan penjelasan Suherman (2000:4) mengenai pendidikan jasmani yang menjelaskan bahwa:
Pendidikan
jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani
untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh dan pendidikan
jasmani juga merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh dan sekaligus
memiliki potensi yang strategis untuk mendidik.
Konsep
pendidikan jasmani terfokus pada proses sosialisasi atau pembudayaan
dengan aktivitas jasmani, permainan dan olahraga. Proses sosialisasi
berarti pengalihan nilai-nilai budaya dari generasi tua ke generasi yang
lebih muda, perantaranya adalah tugas ajar berupa pengalaman gerak yang
bermakna dan memberikan jaminan bagi partisipasi dan perkembangan
seluruh aspek kepribadian peserta didik. Perubahan terjadi karena
keterlibatan peserta didik sebagai aktor atau pelaku melalui pengalaman
dan penghayatan secara langsung dalam pengalaman gerak, sementara guru
sebagai pendidik berperan sebagai pengarah agar kegiatan yang lebih
bersifat pendewasaan itu tidak meleset dari pencapaian tujuan.
b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani
Berdasarkaan
pedoman yang bersumber pada GBPP (garis-garis besar program pengajaran)
disusun berdasarkan masukan dari para ahli dalam bidangnya termasuk
juga masukan dari para guru. Dalam hal ini, penyusunan kurikulum harus
memperhatikan pada faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan anak,
kemampuan guru, keterbatasan sarana prasarana, alokasi waktu yang
tersedia, keterlaksanaan, keluwesan, pengembangan olahraga yang
potensial dan masalah-masalah kesehatan sesuai dengan situasi dan
kondisi lingkungan.
Bentuk
kegiatan yang dianjurkan dalam pelajaran pendidikan jasmani meliputi
kegiatan pokok dan kegiatan pilihan. Kegiatan pokoknya yaitu Atletik,
Senam, Permainan dan olahraga, Aquatik, dan Pendidikan kesehatan.
Sedangkan kegiatan pilihan meliputi Pencak Silat, Bulu Tangkis, Tenis
Meja, Olahraga Tradisional, Tennis Lapangan, Sepak Takraw, dan Outdoor Education.
Pada
pelaksanan proses belajar mengajar harus tersedia lapangan, selain itu
juga diperlukan peralatan untuk atletik, senam, permainan, pendidikan
kesehatan. Setiap kegiatan disesuaikan dengan waktu yang tersedia dalam
setiap pertemuan dalam kegiatan PBM. Adapun dalam penilaian terhadap
anak terdapat beberapa kriteria yang dapat dipertimbangkan diantaranya:
peningkatan kebugaran jasmani siswa, keterampilan gerak, prilaku hidup
sehat, pengetahuan olahraga, kesehatan, serta kehadiran dan keaktifan
siswa dalam setiap PBM berlangsung. Tetapi dalam hal ini
yang dipakai oleh guru pendidikan jasmani sebagai bahan evaluasi yaitu
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, dan perilaku hidup sehat.
2. Tujuan Pendidikan Jasmani
Secara
khusus pendidikan jasmani bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan
keterampilan gerak fungsional, Suherman dan Mahendra (2001:14)
mengemukakan bahwa tujuan utama program pendidikan jasmani adalah
sebagai berikut: “Program pendidikan jasmani adalah untuk menyediakan
dan memberikan pengalaman gerak untuk membantu terbentuk landasan gerak
yang kokoh yang pada akhirnya diharapkan dapat mempengaruhi gaya hidup
yang aktif dan sehat”.
Adapun
tujuan pendidikan jasmani dapat di klasifikasikan dalam empat kategori
tujuan seperti yang dikemukakan oleh Bucher yang dikutip Suherman
(2000:4) yaitu:
1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik.
2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna.
3. Perkembangan
mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dan
menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani.
4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
Sehubungan dengan tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan jasmani tersebut, maka beberapa aktivitas yang
sering kali diberikan dalam suatu program pendidikan jasmani adalah:
aktivitas lokomotor, kesegaran jasmani, aktivitas sosial, permainan, dan
keterampilan olahraga. Kemudian pendapat lain mengenai tujuan pendidikan jasmani dikemukakan oleh Soesasmito (1999:7 ) yaitu:
1. Mengembangkan keterampilan gerak
2. Belajar bergerak dengan terampil dan efektif.
3. Mengungkapkan pola budaya melalui perilaku personal dalam bermain dan berolahraga.
4. Mempersiapkan kondisi jantung, paru, otot, sistem organ tubuh untuk dapat menunjang keperluan hidup sehari-hari.
5. Menghargai dan menghormati kondisi jasmani.
6. Mengembangkan minat dan perhatian untuk selalu terlibat dalam kegiatan olahraga.
No comments:
Post a Comment